Sumber Gambar : Internet |
Bel
tanda pengajian klasikal sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Teman-teman
kamar Una juga sudah berhamburan menuju tempat klasikal masing-masing. Tapi,
Una masih sibuk mengaduk-aduk isi almari kotaknya, mencari-cari kitab Fathul Qarib yang akan dikajinya pagi
itu. Benar-benar merepotkan kalau punya kebiasaan lupa apalagi jarang menata
isi almari. Padahal almarinya nggak gede -gede amat. Hanya dua lapis rak. Yang
atas untuk menyimpan buku, yang bawah untuk tempat pakaian.
“Kitabmu,
Un!” sebuah teriakan dari luar meredakan ketegangan Una. Ia segera menutup
pintu almarinya dan berlari menyongsong keluar.
“Fathul Qarib bukan?”
“Nih, kleleran di dampar. Untung nggak di atas baduk.
Bisa menumpuk tagihan dendaan kamu.”